BAHAN
SEMINAR HASIL
PENELITIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
Judul
Penelitian : Pengaruh Pemberian Arang
Aktif dan Air Kelapa Pada Media ½ MS Terhadap Pembesaran
Protokorm Anggrek Dendrobium sp. In Vitro
Nama : Maiyulis
NPM : 0814013036
Pembimbing : 1. Ir. Sri Ramadiana, M.Si
2. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc
Pembahas : Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc
Hari/
Tanggal : Juli 2012
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Anggrek
merupakan tanaman hias yang tergolong ke dalam famili Orchidaceae yang
tumbuh secara epifit atau menempel pada batang tanaman tanpa merugikan tanaman
induknya (Gunawan, 2005). Keluarga anggrek termasuk
kerajaan tumbuhan terbesar yaitu sekitar 750 jenis yang berbeda
dengan sedikitnya 25.000 jenis asli (spesies) dan lebih dari 30.000 cultivar
hibrida hasil persilangan (Hew dan Yong, 2008).
Kamemoto, et. al.(2004), Dendrobium meliputi 1000 spesies
berasal dari kaki gunung Himalaya menyebar melalui Asia Tenggara ke Jepang,
Australia, Tasmania, dan kepulauan Pasifik.
Dendrobium
merupakan salah satu dari jenis anggrek yang banyak dibudidayakan di Indonesia
dengan tipe bunga yang menarik dengan warna yang beragam. Penampilan bunga
anggrek yang cantik dan elegan serta bentuknya yang unik dan indah membuat anggrek
merupakan lambang keanggunan. Keindahan bunganya sangat cocok untuk menghiasi
ruangan di perkantoran, hotel, restaurant dan rumah tinggal. Selain menghiasi
ruangan anggrek biasanya digunakan sebagai hadiah ulang tahun, wisuda, hari
pernikahan dan hari istimewa lainnya yang dirangkai sebagai parsel ataupun
bunga pot.
Permintaan anggrek Dendrobium hibrida
meningkat di setiap tahunnya. Menurut BPS (2010), produksi anggrek di Indonesia
pada tahun 2010 sebanyak 14.050.445/tangkai.
Produksi tanaman anggrek di Propinsi Lampung tahun 2009 mencapai
206.954/ tangkai meningkat menjadi 219.669 ditahun 2010.
Hartmann, et. al, (2002), namun, anggrek
memiliki biji dengan ukuran sangat kecil dan tanpa adanya cadangan makanan.
Yusnita (2010), ketidak adanya cadangan makanan pada biji anggrek membuat
anggrek sangat sulit berkecambah di lingkungan alami dengan kondisi normal.
Kultur
jaringan merupakan salah satu cara untuk menumbuh kembangkan biji anggrek in
vitro secara aseptik. Menurut Hew dan Yong (2008), mengecambahkan anggrek dengan tissue culture
menguntungkan secara ekonomi dengan jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat
dibandingkan penanaman secara konvensional yang membutuhkan waktu yang lama dan
mahal.
Dari
beberapa media yang digunakan media dasar MS adalah media yang sering digunakan (George, 2008). Namun,
dari
penelitian-penelitian sebelumnya penggunaan konsentrasi setengahnya lebih baik
dibandingkan menggunakan MS penuh atau 1/4nya.
Sehingga, pengunaan media dasar MS yaitu dengan mengunakan ½ dari larutan stok
MS yang disebut dengan media dasar ½ MS.
Pembuatan media diperlukan adenda yang dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Yusnita (2010), untuk memperoleh perkecambahan biji yang tinggi dan
pertumbuhan protokorm yang lebih baik, semua formulasi media dasar diperkaya
dengan 150 ml/l air kelapa.
Arang aktif (activated charcoal) juga
sering digunakan untuk menggelapkan media kultur. Penambahan arang pada media kultur
dapat meningkatkan pertumbuhan plantlet dan arang aktif dapat menyerap
etilen yang dapat menghalangi pembelahan dan pertumbuhan planlet (Arditti
dan Ernst, 1993). Yusnita
(2010), menambahkan pengunaan arang aktif pada media dasar dapat meningkatkan
pertumbuhan protokorm. Sehingga, dengan
pemberian arang aktif dapat meningkatkan pertumbuhan protokorm anggrek Dendrobium
menjadi seedling.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah pemberian arang aktif 2g/l pada media ½ MS
meningkatkan pertumbuhan
protokorm anggrek Dendrobium sp. ?
2. Apakah penambahan air kelapa pada media ½ MS
meningkatkan pertumbuhan
protokorm dan apakah peningkatan
konsentrasi air kelapa dari 50 menjadi 100 dan 200 ml/l pada media ½ MS
meningkatkan pertumbuhan kultur anggrek
Dendrobium sp. ?
3. Apakah terdapat interaksi
antara perlakuan arang aktif dan air kelapa (0, 50, 100 dan, 200 ml/l) dalam pengaruhnya
terhadap pertumbuhan protokorm anggrek Dendrobium sp. ?
1.2
Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk :
1.
Mengetahui pengaruh pemberian arang aktif 2 g/l pada
media ½ MS terhadap pertumbuhan protokorm anggrek Dendrobium sp.
2.
Mengetahui pengaruh konsentrasi air kelapa (0, 50, 100 dan 200 ml/l) pada media ½ MS terhadap pertumbuhan protokorm anggrek Dendrobium sp.
3.
Mengetahui interaksi antara arang aktif dan konsentrasi
air kelapa (0, 50, 100, dan 200 ml/l) pada media ½ MS terhadap
pertumbuhan protokorm anggrek Dendrobium sp.
1.3 Landasan Teori
Bunga anggrek setelah penyerbukan, indung telur
akan berkembang ke dalam kapsul buah yang terdapat berjuta- juta benih yang
berukuran sangat kecil yang terdiri dari massa sel yang dipisahkan oleh mantel
benih (Hew dan Yong, 2008). Jutaan biji anggrek yang tidak mempunyai kotiledon
dan endosperm, sehingga sulit berkecambah dalam keadaan alami yang normal
(Yusnita, 2010).
Sistem kultur in vitro atau kultur jaringan merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan
biji anggrek yang sulit berkecambah. Kultur jaringan itu
adalah menumbuhkan jaringan atau organ tanaman secara aseptic dimana
diberikan nutrisi dan hormon pertumbuhan tanamannya yang dapat dikendalikan
(Hartmann, et. al., 2002).
Kultur jaringa berasal dari teori
sel yang dipostulatkan pada 1838 oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann
yaitu bahwa sel tanaman didasari oleh teori totipotent. Teori totipotency yaitu konsep dimana
satu sel tumbuhan membawa program genetik dan perangkat fisiologi untuk tumbuh
menjadi tanaman yang sempurna (Hartmann et al., 2002). Yusnita (2010), dalam kultur embrio atau biji
anggrek in vitro, biji anggrek dikecambahkan menjadi protokorm dalam
suatu media agar-agar yang aseptik.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman anggrek
sangat dipengaruhi oleh media, menurut Widiastoety et al.(2005),
beberapa media yang digunakan untuk perbanyakan anggrek adalah Knudson ‘C’
(Knudson, 1946), Wimber (Wimber, 1963) atau Fonnesbech (Fonnesbech, 1972) atau
media MS (Murashige and Skoog, 1962).
Media dasar MS adalah
media yang sering digunakan pada kultur jaringan. Media Murashige dan Skoog mengandung 60 mM
nitrogen dalam bentuk NO3 dan NH4, sedangkan kalium
sampai 20 mM dan pospat 1,25 mM dalam bentuk HPO4-2 dan H2PO4-(George,
2008), sehingga, dapat menjadikan MS sebagai media dasar yang baik digunakan
untuk berbagai kultur in vitro.
Indani (2007), selain itu, pengunaan media ½ MS
(1962) berpengaruh baik pada pembesaran protokorm anggrek Dendrobium
hibrida dengan menghasilkan panjang akar tertinggi 1,1 cm dibandingkan media
dasar GrowMore dan Hiponex. Indrawati
(2008), menambahkan, media dasar ½ MS merupakan media dasar terbaik dalam
menghasilkan pertumbuhan protokorm dibandingkan media Vacin and Went dan
Hiponex.
Selain media dasar,
diperlukan adenda sebagai bahan tambahan.
Menurut Arditti dan Ernst
(1992), cairan air kelapa yang masih muda adalah komponen yang efektif untuk
media kultur jaringan yang dapat meningkatkan pertumbuhan sel, organ, jaringan
ataupun seedling anggrek in vitro. Seswita (2010), air kelapa digunakan untuk
perbanyakan in vitro tanaman hias misalnya anggrek karena mengandung zat
pengatur tumbuh alami yaitu sitokinin. Arditti dan Ernst (1992), menambahkan air kelapa mengandung ion anorganik (chlorine, cooper, iron, magnesium, phosphorus, potassium, sodium, sulfur), komponen nitrogen (thanolamine dan ammonia), amino acids and related substances, enzim, asam organik. Selain itu, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 – 2,6 %dan protein 0,07 – 0,55 %. Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung bermacam-macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenat, asam folat, niasin, riboflavin, dan tiamin.
Pengunaan
air kelapa yang efektif untuk media yaitu sekitar 10 – 15 % dari volume
medianya dan konsentrasi yang paling tinggi yaitu 20 % air kelapa untuk media
(George, 2008).
Arang
aktif (activated charcoal) juga
sering digunakan pada media kultur.
Arditti dan Ernst (1993), pengaruh arang aktif pada perkecambahan
digunakan untuk menyerap senyawa penghambat seperti ethylene, phenolics dan carboxylic yang bersifat toksik yang dapat menghambat
pertumbuhan. Arang aktif juga berfungsi
menggelapkan warna media sehingga meningkatkan aerasi dan pengakarannya masuk
ke dalam media
Menurut Gunawan (1988), arang aktif
mengadsorpsi senyawa-senyawa toksik yang terdapat pada media seperti
persenyawaan fenolik dan persenyawaan 5-hidroksimetil fulfural yang diduga
terbentuk dari gula yang berada dalam larutan asam lemah dan mengalami
pemanasan dengan tekanan tinggi. Arang
aktif yang dianjurkan digunakan dengan konsentrasi 0,5 – 6 %.
1.4
Kerangka Pemikiran
1.5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
1.
Pemberian arang aktif 2 g/l pada media ½ MS mampu
meningkatkan pertumbuhan protokorm anggrek Dendrobium.
2.
Penambahan air kelapa pada media ½ MS mampu meningkatkan
pertumbuhan protokorm anggrek Dendrobium.
3.
Konsentrasi air kelapa 100
ml/l merupakan konsentrasi terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan protokorm anggrek Dendrobium.
4.
Terdapat interaksi antara perlakuan arang aktif dan air kelapa
(0, 50,100, dan 200 ml) dalam pengaruhnya
pertumbuhan protokorm anggrek Dendrobium.
II.
BAHAN DAN METODE
2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Jurusan Budidaya
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung mulai bulan Oktober 2011
hingga Februari 2012.
2.2 Bahan dan Alat
Bahan
tanam yang digunakan adalah eksplan anggrek Dendrobium
sp yang telah dikecambahkan. Sedangkan alat yang digunakan botol kultur,
petridish, alat-alat disekti seperti gunting, pinset, spatula, skaple, dan
alat-alat gelas lainnya.
2.3 Metode Penelitian
Rancangan perlakuan disusun
secara faktorial (2x4). Faktor pertama adalah arang aktif. Faktor
kedua pengunaan air kelapa dalam rancangan teracak sempurna (RTS). Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan Uji Barlett dan PNT menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf alpha 5%.
2.4 Pelaksanaan
Penelitian
2.4.1
Sterilisasi alat
Botol
kultur, petridish, alat-alat disekti seperti gunting, pinset, spatula, skaple,
dan alat-alat gelas lainnya dicuci terlebih dahulu lalu disterilisasi
menggunakan autoklaf selama 30 menit pada tekanan 1,5 kg/cm2 dengan
suhu 1200C.
2.4.2
Media Perlakuakn
Media
dasar ½ MS dimasukkan ke dalam bieker Glass berisi aquades lalu ditambahkan gula sebanyak 20 g/l dan air kelapa 0,50,100, dan200ml, lalu ditera hingga satu liter. Kemudian
di pH hingga 5,8. Pada media yang diberi arang aktif, waktu pemberiannya
bersamaan saat mencampurkan agar-agar sebanyak 7 g/l, lalu media dimasak hingga
mendidih selama 10 menit lalu dimasukkan ke dalam botol-botol kultur sebanyak
20 ml/botol, lalu tutup dengan plastik dan ikat dengan karet gelang. Botol-botol berisi media tersebut kemudian
diautoklaf dengan tekanan 1,2 kg/cm2 dengan suhu 1200C
selama 15 menit.
2.4.3
Eksplan
Eksplan
yang digunakan adalah protokorm
anggrek Dendrobium yang
berasal dari pengecambahan protokrom dari persilangan P2 selfing.
Pengamatan
1. Tinggi tanaman (cm)
2. Jumlah daun (helai)
3. Panjang daun (cm)
4. Panjang akar (cm)
5. Bobot basah
6. foto
7. Bobot basah (gram)
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Tabel 3. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh pemberian
arang aktif
dan berbagai kosentrasi air kelapa dalam
media ½ MS terhadap
pertumbuhan anggrek Dendrobium sp.
|
|
Perlakuan
|
|
Variabel Pengamatan
|
Arang Aktif
|
Air kelapa
|
Interaksi
|
|
A
|
B
|
A x B
|
Tinggi eksplan
|
*
|
*
|
tn
|
Jumlah daun
|
tn
|
tn
|
tn
|
Panjang daun
|
tn
|
*
|
tn
|
Panjang akar
|
*
|
tn
|
tn
|
Bobot eksplan
|
*
|
*
|
tn
|
Keterangan :
* =
berbeda nyata pada taraf nyata 5%
tn =
tidak nyata pada taraf nyata 5%
Tinggi
eksplan
Gambar 10.
Pengaruh penambahan dengan atau tanpa arang aktif 2 g/l pada tinggi
eksplan pada 4 BST. Nilai diikuti oleh
huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 0,05
Gambar 11. Pengaruh konsentrasi air kelapa pada tinggi
eksplan pada 4 BST.
Nilai diikuti oleh huruf
yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji
BNT 0,05
Panjang daun
Gambar 12. Pengaruh konsentrasi air kelapa pada panjang
daun eksplan pada 4
BST. Nilai diikuti oleh huruf yang sama tidak
berbeda nyata
berdasarkan uji BNT 0,05
Panjang akar
Gambar 13. Pengaruh pemberian atau tanpa arang aktif
pada 3 akar terpanjang eksplan pada 4
BST. Nilai diikuti oleh huruf yang sama
tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 0,05
Bobot eksplan
Gambar 14. Pengaruh pemberian atau tanpa arang aktif
pada bobot eksplan pada
4 BST. Nilai diikuti oleh huruf yang sama tidak
berbeda nyata
berdasarkan uji BNT 0,05
Gambar
15. Pengaruh konsentrasi air kelapa pada
bobot eksplan pada 4 BST.
Nilai diikuti oleh huruf
yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan
uji BNT 0,05
4.1 Pembahasan
Berdasarkan sidik ragam, perlakuan pemberian
arang aktif berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi dan bobot eksplan. Pengunaan
arang aktif memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan tinggi eksplan,
karena penambahan arang aktif dapat membantu perkembangan kultur yang dapat
menyerap senyawa toksik yang dihasilkan oleh kultur (Gunawan, 1988).
Penggunaan air kelapa 100 ml/l berpengaruh
positif pada pertumbuhan protokorm anggrek Dendrobium sp. pada variabel
tinggi eksplan, panjang daun,dan bobot eksplan. Hal ini diduga pada konsentrasi
100 ml/l air kelapa mengandung komposisi nutrisi yang cukup baik dalam
menunjang pertumbuhan vegetatif eksplan anggrek Dendrobium sp. sehingga
mampu meningkatkan bobot eksplan. Kandungan
nutrisi air kelapa seperti nitrogen, kalium, kalsium, vitamin, asam amino, asam
nukleat, dan asam gibberelic yang berfungsi sebagai stimulator poliferasi
jaringan, untuk melakuan metabolisme dan respirasi (Gunawan 1987; Hendaryono
dan Wijayani (1994) yang dikutip dalam Mukarlina et al.,
2010).
Selain nutrisi yang disebutkan di atas,
kandungan gula seperti sukrosa yang terdapat di dalam air kelapa dapat
menunjang perkembangan eksplan anggrek Dendrobium sp. Sukrosa
merupakan karbohidrat yang paling umum dalam cairan floem dan terlibat dalam
mengendalikan proses perkembangan kultur (Gibson (2000) yang dikutip dalam
Baque et al., 2011).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil rekapitulasi data dan
pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Penambahan
arang aktif 2 g/l pada media ½ MS untuk pertumbuhan protokorm anggrek Dendrobium
sp. dapat meningkatkan tinggi tanaman dan bobot basah tanaman, tetapi tidak
berpengaruh terhadap panjang daun, jumlah daun.
2.
Pemberian
air kelapa (0, 50, 100, dan 200 ml/l) pada media ½ MS mampu meningkatkan
pertumbuhan protokom anggrek Dendrobium sp.
3.
Terbukti
bahwa dari berbagai konsentrasi air kelapa yang diberikan, konsentrasi 100 ml/l
adalah konsentrasi yang terbaik untuk pertumbuhan protokorm anggrek Dendrobium
sp.
4.
Secara umum, interaksi antara pemberian arang aktif dan
air kelapa (0, 50, 100, dan 200 ml/l) tidak memberikan pengaruh pada
pertumbuhan protokorm anggrek Dendrobium sp.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakuan, maka disarankan penggunaan air kelapa dengan konsentrasi 100 ml/l
pada media ½ MS untuk pertumbuhan protokorm anggrek Dendrobium sp. dan
melakukan penelitian dengan metode yang serupa pada anggrek dengan genus
tertentu misalnya Phaleonopsis. Sedangkan penambahan arang
aktif 2 g/l disarankan tidak digunakan pada media pertumbuhan protokorm anggrek
Dendrobium sp. Yang bertujuan untuk memperbanyak perakaran.